Rabu, 19 Juni 2013

Cita-cita



Cita-cita itu apa sih?
Dokter? Polisi? Astronot? Guru?
Punya mobil Bugatti? 
Punya rumah di Karibia?
Atau jadi raja minyak di Arab?
Bisa jadi itu adalah cita-cita sebagian besar orang-orang di dunia ini.
Cita-cita antara anak-anak dan orang dewasa mempunyai perbedaan yang cuku mencolok. Dikarenakan anak-anak biasanya mengidolakan orang-orang yang mereka anggap keren, ditambah lagi dengan kepolosan dan masih sederhananya pengertian mereka tentang cita-cita, biasanya mereka akan cenderung punya cita-cita menjadi orang-orang keren tersebut. Ketiika anak-anak ditanya tentang cita-cita mereka, sebagian besar akan menjawab dengan mantap ingin menjadi Polisi, Tentara, Dokter, Pilot, dan kawan-kawan. Akan sangat jarang kita mendengar ada anak yang bercita-cita menjadi seorang pedagang pasar atau tukang sapu jalan.

Aku jadi teringat seorang muidku di sekolah. Anak ini mempunyai karakter dan kepribadian yang lumayan spesial dibandingkan anak-anak seusianya. Di saat anak-anak lain bercita-cita menjadi deretan orang keren, dia malah menyebutkan cita-cita yang agak tak lazim. Pertama kali ditanya tentang cita-citanya, dengan polos dia menjawab ingin menjadi Dinosaurus (what???). Aku hampir saja tertawa mendengarnya. Usut punya usut, ternyata dia punya seabreg mainan dan DVD dinosaurus. Ada-ada saja. Tak berselang lama, cita-citanya berubah. Dia inggin jadi anak pembantu (hahh??). Mungkin Ibunya akan shock mendengar anak kesayangannya malah ingin menjadi anak pembantunya. Yang terbaru, dia ingin menjadi Kupu-kupu (hewan lagi). Katanya, Kupu-kupu itu cantik dan lucu, baik lagi. Ya sudahlah, cita-cita yang sangat sederhana namun nampaknya tak akan mungkin jadi kenyataan.

Cita-cita akan menemukan bentuk riilnya ketika kita sudah mulai beranjak dewasa dan mempunyai kebutuhan yang lebih kompleks. Justru, di sinilah cita-cita itu menjadi sesuatu yang sangat sederhana. Sederhana, ketika kita mendapati Ibu kita sudah mulai berkurang penglihatannya, kita pun bercita-cita gajian bulan depan akan membelikan beliau sebuah kacamata. Saat melintasi sebuah hotel atau restoran mewah, kita bercita-cita suatu saat akan menjadi tamu di tempat tersebut minimal sekali seumur hidup kita.
Cita-cita orang dewasa, dengan segala kesederhanaannya, justru membuat saya bertanya, apakah cita-cita kita saat kecil dulu yang setinggi langit sudah tercapai, atau malah terkubur dalam akibat kejamnya kenyataan hidup yang kita hadapi, dan tergantikan dengan cita-cita sederhana oang dewasa?
Sekali lagi, cita-cita itu sederhana, sesederhana kayu yang berubah jadi arang ketika terkena api.


2 komentar:

kalo sudah mampir, jangan lupa tinggalkan jejak okeh!